Sajogyo Institute telah mengadakan Serial Diskusi Online Tematik edisi perdana (17/4). Diskusi daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan di kanal Youtube Media Sajogyo Institute ini mengusung tema “Kelompok Rentan di Masa Pandemi: Perspektif Perubahan Lingkungan dan Sosio-Antropologi”.
Diskusi dimulai pada pukul 14.00 WIB dan dibuka oleh Moderator Syiqqil Arofat. Serial diskusi ini diisi oleh Soeryo Adiwibowo (perspektif perubahan lingkungan) dan Yulia Sugandi (perspektif sosio-antropologi).
Meskipun diskusi daring edisi perdana, namun antusias peserta untuk terlibat dalam diskusi sangat besar. Hal ini tampak pada jumlah peserta diskusi yang hampir memenuhi kuota Zoom Meeting, yaitu sekitar 96 peserta dan penonton di kanal Youtube Media Sajogyo Institute pada siaran langsung sekitar 30 orang.
Pemaparan awal diberikan oleh Yulia Sugandi dengan membawakan materi tema kelompok rentan di masa pandemic dalam perspektif sosio-antropologi. Beliau menyampaikan bahwa kerentanan merupakan umpan balik dari ketimpangan pola relasi antar-kelompok manusia ataupun non-manusia dan pola relasi kelompok dengan sistem secara keseluruhan.
Sedangkan, pada sesi kedua, Soeryo Adiwibowo menyampaikan materi dengan tema kelompok rentan di masa pandemi dalam perspektif perubahan lingkungan. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan, selain adanya bencana pandemi saat ini, masyarakat Indonesia juga akan menghadapi bencana besar berupa perubahan iklim. Bencana pandemi dan perubahan iklim memiliki kesamaan bahwa setiap kelompok manusia maupun non-manusia memiliki dampak risiko terpapar dampak bencana tersebut.
Baik Yulia Sugandi maupun Soeryo Adiwibowo sepakat bahwa menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi manusia untuk melakukan perubahan sistemik berupa transformasi etika (ethical transformation) secara adaptif dalam menghadapi bencana pandemi dan perubahan iklim.
Dari kejadian pandemi pula, kita dapat memetakan kelompok rentan di masa krisis sehingga menjadi suatu toolkit of life untuk menekan kerentanan terhadap kelompok tersebut. Sementara bagi pemuda, masa pandemi seperti saat ini seharusnya dapat menjadi pengalaman berharga sebagai sebuah refleksi dalam merancang formulasi penanganan krisis di masa depan. [Bmg]