Selasa (02/08/2016) lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan 15 perwakilan warga masyarakat Pegunungan Kendeng, Pati, Jawa Tengah. Pada pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut, terdapat 5 poin kesepakatan yang diharapkan dapat mencegah kerusakan sosial-ekologis di ekosistem karst kendeng.
“Kami meyakini bahwa selama ini Pak Jokowi belum mengetahui dan mendengar fakta lapangan yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu kami berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat bertemu langsung ke Beliau,” kata Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK ) Gunretno.
Pada pertemuan yang berlangsung di Istana Negara, para petani Kendeng didampingi oleh Dr. Soeryo Adiwibowo, peneliti dari Instititut Pertanian Bogor, yang sejak lama telah mengkaji Pegunungan Kendeng. Dalam kesempatan ini, JM-PPK menceritakan berbagai pelanggaran dan pengabaian syarat-syarat wajib bagi sebuah program pembangunan yang dibuat secara sistematis, demi mulusnya pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng.
Pegunungan Kendeng, kata Gunretno, adalah pegunungan purba yang menjaga keseimbangan ekosistem yang sangat vital, yakni kawasan bentang alam karst dan Cekungan Air Tanah (CAT). Dari pertemuan tersebut, didapatkan 5 hasil kesimpulan:
1) Perlu segera dibuat analisa daya dukung dan daya tampung Pegunungan Kendeng melalui KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis);
2) Pelaksanaan KLHS akan dikoordinir oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengingat masalah di Kendeng bersifat lintas kementerian dan lintas daerah (meliputi 5 Kabupten, 1 Provinsi);
3) Dalam pelaksanaan KLHS nanti Kementrian LHK sebagai Ketua Panitia Pengarah;
4) Selama proses KLHS yang akan dilakukan selama 1 tahun, semua izin dihentikan;
5) Pemerintah menjamin proses dialog/rembugan multi pihak yang sehat selama proses KLHS berlangsung.
“Presiden merasa penting mendorong KLHS sebab akan dapat memfasilitasi terintegrasinya isu-isu lingkungan hidup dan prinsip-prinsip keberlanjutan ekologis,” kata Gunretno.
Para rakyat Kendeng menerima fakta kalau Jokowi tidak serta merta membatalkan izin pertambangan dan menghentikan pembangunan pabrik semen saat itu juga. “Namun dengan adanya KLHS di Pegunungan Kendeng nanti, kami yakin seyakin-yakinnya bahwa Pegunungan Kendeng tidak boleh dirusak dan dibongkar hanya demi pembangunan pabrik semen atau industri ekstraktif lainnya,” kata dia.
Gunretno, yang selama sepekan ini bersama 9 Kartini Kendeng menggelar aksi di depan Istana Negara, mengajak semua pihak untuk mendukung dan mengawal proses KLHS nanti.
Sebelum bertemu presiden, Sukinah, salah seorang ibu-ibu petani dari Kendeng, mengatakan akan terus memperjuangkan kelestarian alamnya hingga akhir. “Bagaimanapun juga, kita harus menjaga dan melestarikan bumi, ibu kita semua,” kata dia.
*Sumber: Rappler.com
1 komentar untuk “Presiden Jokowi: Hentikan Sementara Segala Izin Pembangunan Proyek Pabrik Semen di Pegunungan Kendeng”
ya , jagalah alam, seperti kita menjaga diri kita sendiri.
pikirlah masa depan gunung kendeng